Senin, 23 November 2015

Bimbingan Konseling


BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.

Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial),Perkembnagan mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan)
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan memiliki tahapan tahapan yaitu : tahap dikenangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga yang menggunakan patokan umur yang dapat pula digolongkan dalam masa intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa adonelen yang lebih lanjut akan disebut dengan periodesasi perkembangan.





KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian bimbingan dan konseling”.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dengan tersusunnya makalah ini, Kami berharap dapat memenuhi harapan para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya. Untuk itu tegur sapa dari pembaca yang budiman sangat Kami harapkan demi kesempurnaan makah ini.
Akhirnya semoga kita kita senantiasa mendapat bimbingan, hidayah, dan lindungan-Nya. Amin.








BAB II
PEMBAHASAN
Bimbingan Konseling, Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”
Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling
  • fungsi pemahaman,Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistic
  • fungsi preventif,Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah
  • fungsi pengembangan,Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya 
  • fungsi kuratif, Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)
B.Pengertian Konseling
Konseling merupakan terjemahan dari kata “Counseling”. Adapun pengertiannya adalah yang ditawarkan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya “Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah” mengatakan bahwa : “Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata dan tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik human (manusiawi) yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas dasar norma – norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri yang akan datang”.
Adapun Prayitno dan Ermawati dalam bukunya “Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling” merumuskan bahwa : “Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.” Menyimak uraian di atas dapat diambil pemahaman bahwa pelaksanaan konseling itu ada dikarenakan terjadinya suatu permasalahan. Sebagaimana bimbingan proses pelaksanaan konseling-pun harus dilakukan secara bertahap, terutama sistematis dan terus menerus (berkesinambungan). Penyuluhan (konseling) dilakukan secara berhadapan (face to face) baik mulai wawancara, diskusi ataupun konsultasi sebagai langkah usaha mencapai solusi pemecahan atas permasalahannya yang tengah dihadapi. Dalam proses konseling ini, hendaknya (konselor) benar – benar memahami permasalahan yang dihadapi konseling (klien). Oleh karenanya konselor yang profesioal dan berkualitas sangat diperlukan sebagai upaya efektifitas proses pelaksanaan konseling
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut. (Berdnard & Fullmer ,1969)
                                                                                       

C.PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyLxjhlH1TQTkYTMXw0qkYpnrAU2A5F425m0P6KWx9Oq6CFk-qnbC26dIBzrU-XTlBlU8BjO5nEsT8xNDZa4VYPPVJ4x_YBE-s-qUgmtAPeQgQhrDtHaN1ohhtiGQxFfGggKy138rXYPA/s200/2.jpg

         sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.

         Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif.proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
Tindakan preventif di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
a. kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalh hidup,mudah terbentuk dan    masih akan banyak mengalami perkembangan.
b. orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
c. masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melai8nkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.
2. kesiapan disekolah dasar
Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid. 
D.Perkembangan Bimbingan dan konseling di Indonesia
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu merupakan suatu hal yang masih baru, apalagi kalau dilihat dalam konteks di Indonesia. Walaupun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bimbingan dan konseling di Indonesia belum ada sama sekali. Sesungguhnya, bimbingan konseling telah lama dikenal di Indonesia, hanya saja berbeda dalam pendekatannya.
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 dan didirikannya beberapa kementrian pada waktu itu (ada kantor penempatan kerja), hal ini menunjukkan adanya usaha untuk menempatkan orang-orang yang ingin bekerja-penempatan disesuaikan dengan kemampuannya-dan pada prinsipnya sama seperti Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons, yaitu menempatkan orang pada suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Apakah yang dilaksanakan dikantor penempatan kerja itu telah sesuai dengan prinsip tersebut ? hal tersebut diluar kemampuan penulis untuk membeberkannya.
Maksud yang terkandung seperti yang dikemukakan oleh Frank Parsons itu tetap ada di Indonesia. Sebagai suatu contoh adalah balai latihan kerja (BLK). Hal tersebut menggambarkan adanya tempat untuk melatih para pencari kerja. Balai latihan kerja kiranya tidak jauh berbeda dari apa yang dimaksud oleh Frank Parsons sebagai Vocational Training.
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa binbingan konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, yaitu bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu dikupas secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pemerintah (departemen pendidikan dan kebudayaan) untuk melaksanakan bimbingan konseling disekolah-sekolah, setelah menbuat bimbingan dan konseling semakin maju dilingkungan sekolah.
Dengan diadakannya bermacam-macam latihan jabatan oleh yang berwenang tersebut menunjukkan bahwa masalah bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik disekolah maupun di Masyarakat yang lebih luas misalnya, dalam bidang ketentaraan, badan-badan kesejahteraan social, industri-industri.
E.Jenis-jenis bimbingan dan konseling

Bimbingan akademik
Bertujuan:
  1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
  2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
  3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
  4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
  5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
  6. Memiliki keterampilan membaca buku.
Bimbingan pribadi/sosial
Bertujuan:
  1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
  2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
  3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
  4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
  5. Dapat mengelola stress
  6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
  7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
  8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
  9. Memiliki rasa percaya diri
  10. Memiliki mental yang sehat
Bimbingan karier
Bertujuan:
  1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
  2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
  3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
  4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
  5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
  6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
  7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
  8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

Bimbingan keluarga
Bertujuan:
  1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
  2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
  3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
  4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling
  1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
  2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
  3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
  4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
  5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
  7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
  8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
  9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
  10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat


















BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, maka dapat muncullah pertanyaan manakah kiranya yang dianggap paling baik?
Dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata semua konsep atau teori yang telah di ungkapkan itu memiliki kebaikan dan kelemahannya masing-masing seperti tinjauan biologis itu akan terasa bermanfaatbagi anak-anak yang berumur di bawah 5 (lima) tahun dan tinjauan psikologis terasa baik sekali untuk manganalisa anak umur 5 (lima) tahun, di sampingteori-teori tersebutpun terdapat keterkaitan yang tidak perlu dipersoalkan.
Dengan demikian teori-teori tersebut dapat diterapkan menurut situasi dan kondisi serta kepentingan dari pemakai.















Daftar Pustaka
Danuri. 1964. Laporan praktik Bimbingan dan penyuluhan. Yogyakarta; FIP
Walgito.Bimo.2004. Bimbingan+konseling. Yogyakarta:ANDI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Tema Berbagai Pekerjaan)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah           : Sekolah Dasar Negri Bandar Karya
Kelas/Semester         : IV/1
Tema                         : Berbagai Pekerjaan
Sub Tema                  : Jenis-Jenis Pekerjaan
Pembelajaran            : 1 (satu)
Pukus pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPS & IPA
Alokasi Waktu          : 7 x 35 menit
 
A.    Kompetensi Inti:
1.      Menerima , menghargai dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.     Kompetensi Dasar & Indikator
Bahasa Indonesia
IPS
IPA
Kompetensi dasar
3.4.Menggali informasi tentang teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tertulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indnesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
3.5.Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.5.Menceritakan manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

3.7  Mendiskripsikan hubungan antara sumber daaya alaam dengan lingkunagan, teknologi, dan masyarakaat.
4.7    Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari dan kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknplogi tersebut.
Indikator
·    Menemukan informasi tentan teh dan proses pembuatannya melalui kegiatan membaca.
·    Menyajikan cerita singkat tentang proses pembuatan teh setelah kegiatan membaca.
·    Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan berdasarkan kondisi geografis daerah tempat  tinggal.
·    Menjelaskan hubungan jenis-jenis pekerjaan dengan kondisi geografis lingkungan tempat tinggal melalui kegiatan membaca peta.
·    Menjelaskan sumberdaya alam di suatu daerah dan menghubungkannya dengan jenis-jenis pekerjaan yang ada.

C.    Tujuan Pembelajaran:
1.    Dengan menyajikan bacan tentang hubungan sumberdaya alam dan pekerjaannya, maka siswa mampu menjelaskan hubungan sumber daya alam dan pekerjaan yang ada di daerah tersebut dengan teliti.
2.    Dengan kegiatan membaca dan menganalisis bacaan, maka siswa mampu menemukan informasi tentang teh, jenis pekerjaan dan proses pembuatannya dengan benar.
3.    Dengan kegitan membaca peta, maka siswa mampu menjelaskan hubungan antara beberapa jenis pekerjaan dengan kondisi geografis daerah tempat tinggal secara benar.
4.    Dengan membaca teks petualangan “UlilSi Daun Teh”, maka siswa mampu menjelaskan proses daun teh menjadi teh tubruk secara runtut.


I.     Materi Pembelajaran
a)    Mencari informasi tentang teh dan proses pembuatannya
b)   Jenis-jenis pekerjaan berdasarkan kondisi geografis
c)    SDA di suatu daerah dengan menghubungkanya dengan jenis-jenis pekerjaan

II.  Pendekatan & Metode
a)      Pendekata                    : Scientific
b)      Strategi                        : Cooperative Learning
c)      Metode                        : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah
d)     Model Pembelajaran    : Group Investigation dan inquiri

III.    Alat dan Sumber belajar: 
a)      Media gambar             : Kondisi lingkungan & jenis profesi masyarakat
b)      Sumber belajar : buku guru, buku siswa, lingkungan sekolah

IV.    Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
 KEGIATAN PEMBELAJARAN 

AWAL
1.      Menyiapkan siswa secara psikis, berdo’a dan mengabsensi kehadiran siswa
2.      Apersepsi dan memotivasi siswa
3.  Meng informasikan tema & sub tema yang akan dipelajari serta menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran mengunakan model pembelajaran group investigation dan inquiri. 

INTI
[Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation]
1.      Menyampaikan materi tentang jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan sunber daya alam. (Mengamati gambar jenis-jenis pekerjaan yang ada di dalam buku siswa)
2.      Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok (4-5 orang).
3.      Merencanakan tugas yang akan dipelajari
·      Para siswa merencanakan bersama mengenai:
·      Apa yang akan mereka pelajari?
·      Bagaimana mereka akan mempelajarinya?
·      Siapa melakukan apa? (pembagian tugas) untuk tujuan atau kepentingan apa kita mengivestigasi?
4.      Setiap kelompok mempunyai tugas melakukan pengamatan, diskusi dan membuat laporan hasil.
·      Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkatagorikan saran-saran.
·      Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.
·      Komposisi kelompok didasarkan pada keterikatan siswa dan harus bersifat heterogen
·      Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi pengaturan
5.      Dalam kelompok masing-masing siswa membahas materi yang sudah ditentukan secara kooperatif yang bersifat penemuan.
·         Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan.
·         Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya
·         Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklasifikasi, dan mensistesis semua gagasan.
6.     Setelah selasai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya didepan kelas.
·      Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esinsial dari hasil investigasi mereka
·      Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat laporan mereka
·      Wakil-wakil kelompok mengkoordinasikan rencana-rencana persentasi

 7.  Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi hasil diskusi kelompok
 

[Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inquiri]
1.      Langkah orientasi
Guru membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dan kondusif, menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dan guru membagi siswa dalam berbagai kelompok.
2.      Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan untuk membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
3.      Merumuskan Hipotesis
Membimbing siswa merumuskan hipotesis yang berarti jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
4.      Mengumpulkan data
Guru mempasilitasi siswa untuk menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5.      Menguji Hipotesis
Guru membimbing siswa dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6.      Merumuskan kesimpulan
 Guru membimbing siswa merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
 
AKHIR
1.      Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar dan diskusi
  2. Evaluasi pada akhir pembelajaran


V.          Penilaian : Lisan, Tes tertulis, sikap & keterampilan terlampir.

Mengetahui,
Kepala SDN Bandar Kaya


(                                        )
NIP.                                 
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , 2014
Peneliti


(                                      )
NIP                                 
 




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah           : Sekolah Dasar Negri Bandar Karya
Kelas/Semester         : IV/1
Tema                         : Berbagai Pekerjaan
Sub Tema                  : Jenis-jenis pekerjaan
Pembelajaran            : 2 (dua)
Pukus pembelajaran : IPS,  IPA, SBDP & Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu          : 7 x 35 menit
 
A.    Kompetensi Inti:
1.      Menerima , menghargai dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.     Kompetensi Dasar & Indikator
IPS
SBDP
IPA
Bahasa Indonesia
Kompetensi dasar
3.1  Mengenal manusia, aspek keuangan, konektivitas antar ruang, perubahan dan keberlanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi dan pendidikan
4.1.Mencerminkan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas atar ruang, perubahan, dan keberlanjutan dalam lingkup masyarakat  disekitarnya
3.1. Mengenal karya dua dan tiga demensi berdasarkan pengamatan
4.1  Menggambar berdasarkan tema
3.7.Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4.7  Menyajikan laporaan hasil pengamatan tentang teknologi yang digunakan di kehudupan sehari-hari serta kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tersebut
3.4.Menggali informasi tentang teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tertulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indnesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
Indikator
·    Menjelaskan berbagai sumber daya alam dan hubungannya dengan jenis pekerjaan
·    Membedakan sumber daya alam dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui
·    Menggambar berdasarkan intruksi yang diberikan
·    Menjelaskan hubungan antara SDA dengan  kondisi lingkungan setempat hidup masyarakat
·    Menemukan informasi tentang sumber daya alam (bambu, kayu, dan logam)

C.    Tujuan Pembelajaran:
1.    Dengan mengamati gambar dan membaca teks, maka siswa mampu menjelaskan hubungan berbagai sumber daya alam dengan jenis-jeni pekerjaan
2.    Dengan membaca teks sumber daya alam, maka siswa mampu menentukan informasi tentang sumber daya alam (bambu, kayu, dan logam).
3.    Setelah membaca teks sumberdaya alam, maka siswa mampu menjelaskan hubungan sumber daya alam dengan kondisi lingkungan tempat hidup masyarakat dengan bahasa santun.
4.    Dengan mengamati alam sekitar, maka siswa mampu menggambar alam berdasarkan instruksi yang diberikan.

I.     Materi Pembelajaran
a)    SDA dengan jenis-jenis pekerjaan
b)   Menemukan informasi tentang SDA
c)    Hubungan SDA dengan kondisi lingkungan masyarakat
d)   Menggambar pemandangan

II.  Pendekatan & Metode
a)      Pendekata                    : Scientific
b)      Strategi                        : Cooperative Learning
c)      Metode                        : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah
d)     Model Pembelajaran    : Group Investigation dan inquiri

III.    Alat dan Sumber belajar: 
a)      Pemandangan di sekitar sekolah  digunakan sebagai objek menggambar pemandangan alam
b)      Kertas tambahan bila siswa ingin menggambar lebih dari satu objek
c)      Pensil, pensil warna, crayon atau cat air
 
IV.    Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN
AWAL 

1.      Menyiapkan siswa secara psikis, berdo’a dan mengabsensi kehadiran siswa
2.      Apersepsi dan memotivasi siswa
3.  Meng informasikan tema & sub tema yang akan dipelajari serta menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan pembelajaran mengunakan model pembelajaran group investigation dan inquiri.

INTI

[Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation]

1.      Menyampaikan materi tentang jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, berkaitan dengan SDA (Mengamati gambar yang ada dalam buku siswa).

2.      Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok (4-5 orang).
3.      Merencanakan tugas yang akan dipelajari
·      Para siswa merencanakan bersama mengenai:
·      Apa yang akan mereka pelajari?
·      Bagaimana mereka akan mempelajarinya?
·      Siapa melakukan apa? (pembagian tugas) untuk tujuan atau kepentingan apa kita mengivestigasi?
4.      Setiap kelompok mempunyai tugas melakukan pengamatan, diskusi dan membuat laporan hasil.
·      Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkatagorikan saran-saran.
·      Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.
·      Komposisi kelompok didasarkan pada keterikatan siswa dan harus bersifat heterogen
·      Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi pengaturan
5.      Dalam kelompok masing-masing siswa membahas materi yang sudah ditentukan secara kooperatif yang bersifat penemuan.
  ·   Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. 
  ·  Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya
 ·  Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklasifikasi, dan mensistesis semua gagasan.
6.      Setelah selasai diskusi, ketua kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya didepan kelas. 
·      Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esinsial dari hasil investigasi mereka
·    Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat laporan mereka
·      Wakil-wakil kelompok mengkoordinasikan rencana-rencana persentasi
7. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusinya, guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi hasil diskusi kelompok.   
 
[
Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inquiri]
1.      Langkah orientasi
Guru membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif dan kondusif, menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa dan guru membagi siswa dalam berbagai kelompok.
2.      Merumuskan masalah
Guru membimbing siswa merumuskan untuk membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
3.      Merumuskan Hipotesis
Membimbing siswa merumuskan hipotesis yang berarti jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
4.      Mengumpulkan data
Guru mempasilitasi siswa untuk menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5.      Menguji Hipotesis
Guru membimbing siswa dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6.      Merumuskan kesimpulan 
    Guru membimbing siswa merupakan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. 

AKHIR  
1.      Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar dan diskusi  
2.   Evaluasi pada akhir pembelajaran 

V.          Penilaian : Lisan, Tes tertulis, sikap & keterampilan terlampir.

Mengetahui,
Kepala SDN Bandar Kaya



(                                )
NIP.                        
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , 2014
Peneliti



(                                )
NIP.