Senin, 21 Oktober 2013

HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan tidak hanya merupakan kewajiban pemerintah, sekolah, dan guru saja, tapi juga merupakan tanggung jawab keluarga dan masayarakat. Masyarakat diharapkan peransertanya dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan, terutama dalam mendidik moral, norma, dan etika yang sesuai dengan agam dan kesepakatan masyarakat. Siswa belajar disekolah dalam waktu terbatas, sedangkan waktu terbanyak ada di rumah dan masyarakat.
UU No. 20/ 2003 tentang Sisdiknas. Pada Bab XV Pasal 54 dinyatakan bahwa: (1) Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. (2) Masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber pelaksana dan pengguna hasil pendidikan. (3) ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Masyarakat merupakan komponen utama dalam terselenggaranya proses pendidikan. Kontribusi masyarakat di lingkungan sekolah sangat perlu dioptimalkan sebagai upaya pemberdayaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah dengan paradigma pendidikan yang baru. Masyarakat dapat memberikan sumbangsihnya kepada sekolah dengan memberikan masukan-masukan terutama dalam penyusunan program-program sekolah.
Jadi, pendidikan tidak akan terselenggara secara efektif dan efesien jika belum ada peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik.
Diharapkan masyarakat dapat memiliki pemahaman bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama segenap pihak, termasuk masyarakat. 
Berdasarkan kajian hubungan Sekolah dengan Masyarakat diatas, makalah ini dibatasi pada kajian bagaimana Peran Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

 

B.     Rumusan Masalah
Adapun dari permasalahan diatas didapat rumusan masalah yaitu;
1.      Apakah hubungan sekolah dengan masyarakat?
2.      Bagaimana Peran serta Masyarakat?
3.      Bagaimana Peran serta orang tua?
4.      Bagaimana Peran serta Komite sekolah?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adapun adalah untuk mengetahui:
1.      Hubungan sekolah dengan masyarakat di sekolah dasar
2.      Peran serta masyarakat di Sekolah dasar.
3.      Peran serta orang tua di sekolah dasar
4.      Peran serta Komite sekolah

D.    Manfaat Penulisan
1.      Manfaat teoritis
Hasil makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi sekolah
Makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam membina hubungan sekolah dan masyaraakat/ warga sekolah.
b.      Bagi Masyarakat
Makalah ini menambah pengetahuan masyarakat tentang peran serta masyarakat dalam pendidikan di sekolah.
c.       Bagi mahasiswa
Makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi seluruh mahasiswa bidang pendidikan
d.      Bagi penulis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan penambah wawasan tentang manfaat hubungan sekolah dan masyarakat. Makalah ini juga dapat dijadikan bahan masukan bagi penulisan makalah selanjutnya membuat makalah mengenai hubungan sekolah dan masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hubungan sekolah dengan Masyarakat
1.      Pengertian
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, dan simpati dari masyarakat, serta mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis. Seperti dikutip dari International Public Relation Association dalam Pengelolaan Pendidikan, yaitu: “hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik baik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama”.
Menurut J.C. Siedel “Public reation is the continuting proces by which management edeavors to obtain the goodwill and understanding of its costumer, its emplyees and the public at large, inwardly througt self analysis and corretcion, outwardly thougt all means of expression.” (Suryobroto, 2004: 156).
Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa public relation (Humas) adalah proses yang berjalan terus menerus, dimana manajemen berusaha untuk memperoleh good will dan pengertian dari para pegawai, langganan, dan masyarakat luas. Ke dalam melalui analisa, dan keluar melalui jalan menggunakan pernyataan. Jadi bahwa dalam pelaksanaan hubungan masyarakat merupakan suatu proses yang terencana yang berkesinambungan guna memperoleh itikad baik dari semua pihak, baik kepada pihak internal (Kepala sekolah, guru, staf) maupun kepada pihak eksternal (orang tua, masyarakat).
W. Emerson Reck (dalam Burlingame, Dwight. 1990: 16) “Public relations is the continued process of keying policies, services and actions to be the best of interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institutions covets and secondly, it’s the interpretation of these policies, services and actions to assure complete understanding and appreciation”.
Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa public relation (Humas) adalah pelaksanaan kebijaksanaaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.
Frank Jeffkins (2002.10). public relation (Humas) adalah sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik ke dalam maupun ke luar antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama.
Mulyasa (2007: 50), menyatakan hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain untuk memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak, memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat, mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Moore, (2004: 6) Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik.
Sagala, S., (2008: 191) menyatakan “peran serta masyarakat mendukung manajemen sekolah adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, bahkan menjadi keharusan, dimana agar peran serta masyarakat menjadi suatu sistem yang terorganisasi”.
Menurut Soetopo dan Soemanto (dalam buku manajemen Pendidikan karangan Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas pendidikan Indonesia: 2008), Hubungan sekolah dan Masyarakat diartikan sebagai suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah.
Di El Savador partisipasi masyarakat dalam MBS menurut Umanzor dkk. (1997) memiliki tiga tujuan utama. (1) meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat termiskin di daerah pedesaan, (2) mendorong partisipasi anggota masyarakat lokal terhadap pendidikan anak-anak mereka, (3) meningkatkan kualitas pendidikan prasekolah dan pendidikan dasar.
2.      Prinsip–prinsip hubungan sekolah dan masyarakat
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan hubungan sekolah dan masyarakat,antara lain:
a.       Integrity
Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat harus terpadu. Artinya informasi yang disampaikan antar keduanya harus informasi yang terpadu baik mengenai masalah akademik maupun non akademik. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayan antar keduanya.
b.      Continuity
Prinsip ini menjelaskan bahwa hubungan ini harus dilakukan secara terus menerus, hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui perkembangan sekolah.
c.       Simplicity
Prinsip menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dan masayarakat ini dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat.
d.      Coverage
Kegiatan pemberian informasi secara menyeluruh dan mencakup semua asfek, faktor atau subtansi yang perlu disampaikan dan perlu diketahui masyarakat.
e.       Constructiveness
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang membangun pemahaman/pengetahuan masyarakat terhadap program pengembangan sekolah.
f.        Adaptability
Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat setempat.
3.      Teknik dan bentuk hubungan sekolah dan masyarakat
Pawlas (2005: 2) the nation school public relations association (NSPRA) defines the efforts school must make as a planned, systematic, two-way process of communication between a school and its internal and external community through the use of interpersonal communication and mass media.
Hubungan sekoalah dengan masyarakat di definisikan sekolah harus membuat upaya sebagai, proses terencana, sistematis, dua-cara komunikasi antara sekolah dan masyarakat internal dan eksternal melalui penggunaan komunikasi interpersonal dan media massa.
Secara umum hubungan sekolah dan masyarakat ini dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun dalam pelaksanaanya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk diantaranya:
a.       Siaran radio
Siaran radio sebagai sarana penyebaran informasi memiliki keunggulan dalam luasnya wilayah penyebaran informasi yang dapat dijangkau dalam waktu yang bersamaan. Dengan demikian dalam waktu yang singkat dapat disebarkan informasi kesemua pelosok perdesaan. sebagai media penyebaran informasi khususnya yang berkaitan dengan program pendidikan.melaui bentuk seperti ini dapat dilakukan Dialog interaktif dengan menampilkan pejabat dinas pendidikan setempat, kepala sekolah,tokoh masyarakat guna membahas program sekolah dan pengembangannya.
b.      Perlombaan-perlombaan
Perlombaan–perlombaan ini merupakan kegiatan yang cukup menarik. Hal ini akan mampu membuat dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu dengan adanya acara ini, masyarakat akan mengetahui prestasi sekolah dalam mencetak siswa.
c.       Pameran
Dalam menyelenggarakan acara pameran ini memerlukan kerja sma antara sekolah dan masyarakat.dengan adanya kegiatan ini hubungan keduanya akan terjalin lebih baik sehingga perkembangan sekolahpun lebih baik.
d.      Dialog
Dialog ini dapat dilakukan dengan mengadakan rapat secara terus menerus untuk mambahas perkembangan sekolah dan membetuk program- progarmnya.
e.       Kunjungan kesekolah (School visitation)
Teknik ini memberi kesempatan kepada wali murid untuk melihat prestasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
f.       Kunjungan ke wali murid
Kunjungan ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dirumah
g.      Layanan telefon
Layanan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada wali murid mengenai siswa begitu juga sebaliknya.
h.    Kotak saran
    Melui kotak ini sekolah dapat mengetahi saran – saran apa saja yang diberikan masyarakat kepada sekolah guna mengembangkan sekolah
i.       Kartu penghubung
Kartu ini diberikan kepada setiap siswa yang nantinya diisi oleh guru dan wali murid yang bersangkutan. Sehingga wali murid dapat mengetahui perkembangan anaknya dan sekolah.
4.      Tujuan dan Manfaat hubungan sekolah dan masyarakat
a.       Hubungan sekolah dan masyarakat ini memiliki tujuan, antara lain:
(1)   Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
(2)   Mendapatkan dukungan dan bantuan financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
(3)   Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanan program sekolah.
(4)   Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan kebutuhan masayarakat.
b.      Hubungan sekolah dengan masyarakat yang berjalan dengan baik akan memberi manfaat pada kedua pihak. Berikut manfaat yang diperoleh:
(1)   Bagi masyarakat
·         Masyarakat mengetahui inovasi-inovasi yang dilakukan oleh sekolah.
·         Masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan pendidikan dapat mengajukan aspirasinya terhadap sekolah.
·         Masyarakat dapat memberikan kritikan dan saran yang berguna untuk sekolah apabila terdapat program, keputusan atau tindakan sekolah yang tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat .
(2)   Bagi sekolah
·         Sekolah dapat termotivasi untuk terus melakukan perbaikan baik dari segi tenaga pendidik maupun dari fasilitas pedidikan karena sekolah mendapat penilaian dan kontrol langsung dari masyarakat.
·         Sekolah dapat menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami sekolah yang memerlukan partisipasi masyarakat untuk menyelesaikannya.
·         Sekolah dapat memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai konsep-konsep pendidikan yang perlu masyarakat pahami agar tidak terjadi kesalahpahaman konsep antara sekolah dan masyarakat.
·         Sekolah dapat memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
5.      Fungsi Humas
a.       Fungsi Konstruktif
Dianalogikan sebagai “penata jalan “. Jadi, humas merupakan “garda” terdepan yang dibelakangnya terdiri dari “rombongan”. Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental publik untuk menerima kebijakan organisasi untuk mengetahui kepentingan publik, mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen,menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik atau organisasi yang diwakilinya.
b.      Fungsi Korektif
Berperan sebagai pemadam kebakaran,yakni apabila sebuah organisasi atau lembaga terjadi masalah-masalah atau krisis dengan publik,maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.

B.     Peran serta Masyarakat
1.      Pengertian
Peran serta masyarakat adalah kontribusi, sumbangan, dan keikutsertaan masyarakat dalam menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan. Pada umumnya peran serta masyarakat adalah peran serta pasif dalam menerima keputusan sekolah. Mereka berpikir dengan membayar sumbangan/dana secara rutin, selesailah kewajiban mereka.
2.      Koponen-komponen peranserta masyarakat
Yang termasuk komponen masyarakat ialah orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, dan lembaga sosial budaya.
Peran serta mereka dalam pendidikan berkaitan dengan: (1) pengambilan keputusan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian. Peran serta dalam mengambil keputusan misalnya ketika sekolah mengundang rapat bersama komite sekolah untuk membahas perkembangan sekolah, masyarakat yang dalam hal ini orang tua, anggota komite sekolah, atau wakil dari dunia bisnis dan industri secara bersama-sama memberikan sumbang saran dan berakhir dengan pengambilan keputusan.
3.      Pentingnya Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pelaksanaan MBS, banyak cara untuk memberdayakan masyarakat. Misalnya, dengan cara: (1) melibatkan orang tua dalam mengurus komite sekolah serta tokoh masyarakat untuk membahas perencanaan kegiatan program-program sekolah; (2) membangun prinsip saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat; (3) memanfaatkan tenaga-tenaga terdidik, terampil dan berkecakapan di lingkungan sekolah untuk membantu pengembangan dan pelaksanaan program sekolah; serta (4) menyertakan wakil instansi dan organisasi komite sekolah dalam kegiatan sekolah, seperti ekstrakurikuler atau acara tahunan sekolah.
Pemberdayaan komite sekolah ini, sebagaimana tujuan MBS, dimaksudkan untuk menciptakan rasa tanggung jawab melalui administrasi sekolah yang lebih terbuka.
Kepala sekolah, guru, dan anggota masyarakat bekerja sama dengan baik untuk membuat Rencana Pengembangan Sekolah.
Sekolah memajangkan anggaran sekolah dan perhitungan dana secara terbuka pada papan sekolah. Sudah tentu dalam bekerja komite sekolah mengedepankan prinsip keterbukaan.
Keterbukaan ini dapat meningkatkan kepercayaan, motivasi, serta dukungan orang tua dan masyarakat terhadap sekolah.
4.      Peran Serta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Sekolah, Komite sekolah dan Tokoh masyarakat dan agama dapat duduk bersama dalam satu meja untuk membahas pencapaian tujuan sekolah. Perlu dikembangkan pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah bersama. Program kerja sekolah didiskusikan dengan tokoh masyarakat dan agama agar berorientasi pada peningkatan mutu, bukan untuk kepentingan birokrasi. Keterbukaan dalam laporan pertanggungjawaban untuk semua pihak yang berkepentingan.

C.    Peran serta orang tua
1.      Peran Serta Orang tua dalam Pembelajaran
Orang tua tidak saja membantu belajar anak di rumah, bisa juga dilakukan di sekolah. Bahkan kalau perlu orang tua yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus, misalnya ahli dalam musik atau seni rupa, dengan koordinasi yang baik dengan pihak sekolah, para orang tua ini bisa saja membantu mengadakan proses pembelajaran musik dan seni rupa pada ekstrakurikuler di sekolah.
2.      Paran serta Orang tua dalam Perencanaan Pengembanagan Sekolah
Orang tua siswa dapat berperan serta dalam perencanaan pengembangan sekolah. Misalnya , ada orang tua siswa yang kebetulan seorang dokter. Sebagai dokter tentunya sangat memahami betul apa itu arti hidup sehat, terutama bagi anak-anak di sekolah. Dia dapat memberikan masukan yang berharga dalam perencanaan pengembangan sekolah, terutama berkaitan dengan peningkatan mutu layanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penataan warung jajan sehat bagi anak- anak, serta pengaturan kamar mandi dan toilet sekolah yang sehat. Keterlibatan orang tua siswa tersebut dalam perencanaan pengembangan sekolah yang berkaitan dengan kesehatan, tentu sangat menguntungkan sekolah dan peserta didik.
Banyak cara yang dapat ditempuh. Orang tua dapat datang ke sekolah tanpa/ dengan undangan sekolah yang mengundang. Sekelompok orang tua mengadakan pertemuan di luar sekolah untuk bersama-sama membahas dan memberikan masukan untuk peningkatan mutu sekolah, hasilnya kemudian diserahkan kepada sekolah.  
3.      Peran Serta Orang Tua dalam Pengelolaan Kelas
Keterlibatan orang tua siswa dalam pengelolaan kelas memiliki arti yang sangat luas. Bukan berarti orang tua turut masuk ke kelas dan campur tangan mengurusi tempat duduk siswa, memindah siswa yang suka mengganggu temannya di kelas, dan sebagainya. Tetapi, pengaturan kelas dapat dilakukan berdasarkan masukan dengan dan/atau kompromi dengan para orang tua. Misalnya, dalam hal isi dan penataan pajangan kelas, serta pengaturan tempat duduk dan kenyamanan kelas. Untuk mengetahui kebutuhan kelas yang menunjang proses belajar di kelas sudah tentu Anda harus mengenali jenis peran serta orang tua dalam pengelolaan kelas, mencatat keadaan sekarang, dan kondisi yang dikehendaki, serta menemu-kenali hambatan-hambatan yang dihadapi.

D.    Peran serta Komite sekolah
1.      Pengertian, Komponen, Tugas, serta Fungsi Pokok Komite Sekolah
Istilah komite sekolah saat ini mirip dengan istilah POMG dan BP3 dulu. Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga nonpolitis dan nonprofit. Komite ini dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan pendidikan pada tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab membantu sekolah dalam peningkatan kualias pendidikan di sekolah.
Menurut UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, komite sekolah/ madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/ wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
Tugas utama komite sekolah ialah membantu penyelanggaraan pendidikan di sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung program, pengontrol, dan bahkan mediator. Untuk memajukan pendidikan di sekolah, komite sekolah membantu sekolah dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, pembiayaan pendidikan, dan mengkoordinasikan peran serta seluruh lapisan masyarakat. Kedudukannya sebagai mitra sekolah.
2.      Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Pada dasarnya pemberdayaan komite sekolah dalam konteks MBS adalah melalui koodinasi dan komunikasi. Koordinasi yang dilakukan kepala sekolah dengan para guru dan masyarakat dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, fungsional, dan diagonal. Koordinasi dapat juga dilakukan secara internal dan eksternal. Koordinasi dilakukan secara terus menerus sebagai upaya konsolidasi untuk memperkuat kelembagaan dalam mencapai tujuan. Contoh, mengadakan pertemuan informal antara para pejabat, serta mengadakan rapat, baik rapat koordinasi antara kepala sekolah dengan guru, dengan komite sekolah, maupun dengan orang tua siswa, baik secara reguler maupun insidental.
Pemberdayaan dapat dilakukan dengan menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi dalam konteks tatakrama profesional dapat meningkatkan hubungan baik antara pimpinan sekolah dengan para guru dan staf, dan pihak sekolah dengan komite sekolah. Dalam berkomunikasi, kepala sekolah perlu: (a) Bersikap terbuka, (b) Mendorong para guru untuk mau dan mampu memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan kependidikan, (c) Mendorong pengembangan potensi akademik dan profesional melalui pertemuan dengan komite sekolah maupun organisasi profesi, serta (d) Memotivasi tenaga pendidik dan kependidikan untuk terus mengembangkan diri.
 


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta masyarakat itu tidak hanya berupa dukungan dana atau sumbangan fisik saja, tetapi bisa lebih dari itu. Peran serta masyarakat sudah dapat dianggap baik jika dapat dapat terlibat dalam bidang pengelolaan sekolah, apalagi bila dapat masuk ke biang akademik. Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, serta kelembagaan sosial budaya. Penyertaan mereka dalam pengelolaan sekolah hendaknya dilakukan secara integral, sinergis, dan efektif, dengan memperhatikan keterbukaan sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah.
Orang tua merupakan salah satu aspek yang penting dalam pelaksanaan MBS. Sebagai pihak yang sangat berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya, orang tua sudah selayaknya dilibatkan secara aktif oleh sekolah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta mereka tidak hanya berupa dana, tetapi juga [emikiran atau tenaga dalam pembelajaran, perencanaan pengembangan sekolah, dan pengelolaan kelas. Komitmen dan kerjasama sangat diperlukan dalam upaya realisasi peran serta ini. Antara sekolah dan orang tua idealnya saling proaktif. Peran serta orang tua dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat disesuaikan dengan latar belakang sosial ekonomi dan kemampuan orang tua.
Sebagai mitra sekolah, komite sekolah memiliki peran sebagai (1) advisory agency (pemberi pertimbangan), (2) supporting agency (pendukung kegiatan layanan pendidikan), (3) controlling agency (pengontrol kegiatan layanan pendidikan), dan (4) mediator atau penghubung atau pengait tali komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah. Sejalan dengan upaya memberdayakan dan meningkatkan peran masyarakat, sekolah diharapkan dapat membina jalinan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat. Sebagai bagian dari konsep Manajemen Berbasis Sekolah, pemberdayaan komite/dewan sekolah ini merupakan wujud manajemen partisipatif yang melibatkan peran serta masyarakat, sehingga semua kebijakan dan keputusan yang diambil adalah kebijakan dan keputusan bersama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

B.     Saran-saran
1.      Bagi sekolah
Dari hasil tulisan ini, diarapkan sekloah dapat mengelola hubungan baik dengan masyarakat dan melibatkan peran serta masyarakat dalam pendidikan disekolah
2.       Bagi Pembaca
Besar harapan kami, agar pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun guna untuk penulisan makalah ataupun karya tulis dalam kesempatan yang lainnya agar menjadi lebih baik dan makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi seluruh mahasiswa bidang pendidikan
3.      Bagi Panulis
Bagi penulis sendiri makalah ini dapat menjadi lebih mengerti seperti apa hubungan sekolah dengan masyarakat itu serta menambah ilmu pengetahuan.


DAFTAR PUSTAKA


UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. 
Suryosubroto, B. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Seidel. (1947). Stores. Jilid 33. National Retail Merchants Association, Inc
Burlingame, Dwight. (1990). Library Development: A Future Imperative. Vol 12. Number 4. London: The Haworrt Press,Inc
Jefkins, Frank. (2002). Public Relations. Edisi 2. Blackie: Planned Press
Mulyasa. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moore, Frazier.(2004). Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Rosda.
Sagala, S., (2008).  Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Nimas Multima

Pawlas.  (2005). The Administrator's Guide to School Community Relations. 2nd ed. United States: Eyed On Education, Inc.

Umaedi, Dkk. (2008). Managemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Dosen Administrasi pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2008). Manajemen Pendidikan. Bandung : Penertbit Alfabeta
Mulyono, MA .(2008).Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz Media
Soetjipto dan Raflis Kosasi. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

2 komentar: