SUNGGUH RASA SAKIT ITU ADALAH SEBUAH NIKMAT
“Tidaklah
seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan
menggugurkan dosa-dosanya seperti pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Allah, jika sakit ini adalah karena Engkau ingin menggugurkan dosa-dosa
hamba, maka biarlah sakit ini menjadi bagian dari hari-hari hamba. Hamba hanya
ingin meminta kekuatan agar tak mengeluh dengan apapun yang menimpa hamba.
Namun, jika sakit ini adalah karena hukuman atas kelalaian hamba, hamba mohon
ampunanMu ya Allah. Sungguh hamba sadari nikmat sehat itu sangatlah luar biasa.
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, “inna lillahi wa inna ilayhi raji’un”.
Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan
mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah:
155-157)
Ujian yang Allah berikan kepada
setiap hambaNya memanglah berbeda. Tidak semua orang diberikan ujian dengan
musibah kekurangan harta, kehilangan orang-orang tercinta, atau bahkan
kelemahan secara fisik. Ada banyak cara Allah menguji hamba-hambaNya yang untuk
membuktikan keimananNya.
Saat sakit ini kurasakan lagi,
kembali aku mengingat lagi FirmanNya, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan, “kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji
lagi? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 2-3)
Abi Umamah Al Bahili menerangkan
bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Apabila seorang mukmin menderita
sakit, Allah memerintahkan kepada para malaikat agar menulis semua amal
kebajikan yang dilakukan sewaktu sehat dan bahagia."
Dalam
riwayat lain diterangkan, Rasulullah bersabda: "Apabila seseorang mukmin
menderita sakit, Allah memerintahkan kepada empat malaikat, yang masing-masing
dari mereka mendapat tugas sendiri-sendiri. Yang satu mendapat tugas mengambil
kekuatan yang ada pada badannya, hingga dia menjadi lemas tak berdaya. Yang
satu mendapat tugas mengambil kenikmatan yang ada pada mulutnya, hingga dia
tidak merasakan nikmatnya makan dan minum. Yang satu mendapat tugas mengambil
cahaya yang ada pada mukanya, hingga dia kelihatan pucat lesi. Dan, satu
lagi mendapat tugas mengambil semua dosa yang telah dilakukan, hingga dia
bersih dari segala dosa lantaran sakit.
Ketika
Allah menghendaki dia sembuh dari sakitnya, maka diperintahkan kepada malaikat
yang mengambil kekuatan dari badannya agar mengembalikannya, hingga dia memiliki
kekuatan lagi. Kepada malaikat yang mengambil rasa nikmat dari mulutnya
diperintahkan pula agar mengembalikannya, hingga dia bisa merasakan kembali
kenikmatan makan dan minum. Kepada malaikat yang mengambil cahaya dari wajahnya
diperintahkan agar mengembalikan cahayanya, hingga dia kelihatan berseri.
Dan kepada
malaikat yang mengambil dosa-dosanya tidak diperintahkan untuk mengembalikan,
hingga malaikat itu segera bersujud kepada Allah seraya berkata: "Ya
Allah, sungguh Engkau telah menugaskan kepada empat malaikat untuk mengambil
sesuatu dari hamba-Mu yang sakit. Setelah sembuh, Engkau perintahkan kepada
para malaikat untuk mengembalikan apa yang telah dia ambil. Karena apakah
hingga Engkau tidak memerintahkan kepadaku untuk mengembalikan dosa-dosa yang
telah aku ambil dari dirinya?
Mendengar
pengaduan malaikat, Allah segera berfirman: "Karena sifat keagungan-Ku,
tidak pantas bila Aku memerintahkan kepadamu agar mengembalikan dosa-dosa
hamba-Ku setelah dia merasakan penderitaan ketika sakit. "
Kemudian
malaikat pengambil dosa berkata: "Ya Allah, kemudian akan aku gunakan
untuk apakah dosa-dosa ini?" Jawab Allah: "Pergilah, dan buanglah
dosa-dosa itu ke samudra."
Malaikat
itupun segera pergi ke samudra, membuang semua dosa yang dia ambil dari si sakit.
Lalu dosa-dosa itu oleh Allah dijadikan binatang berupa buaya di samudra. Bila
dalam sakitnya dia meninggal, berarti dia keluar dari alam dunia dalam keadaan
bersih dari segala dosa.
Suatu ketika Rasulullah pernah berwasiat kepada Salman Al-Farisi, "Sesungguhnya
ada tiga hal yang menjadi kepunyaanmu di dalam sakit. Pertama, engkau sedang
mendapat peringatan dari Allah SWT. Kedua, doamu diijabah oleh Allah. Dan
ketiga, penyakit yang menimpamu akan menghapuskan dosa-dosamu. Semoga Dia
menggembirakan kamu dengan kesehatan sampai ajalmu datang."
Ada doa
Ali Zainal Abidin, cucu Rasulullah yang mulia, ketika dia sakit; "Ya
Allah, saya tidak tahu mana yang harus aku syukuri di antara sehat dan sakitku?
Mana di antara kedua waktu itu yang patut aku sampaikan pujian kepada-Mu?
Apakah waktu sehat, ketika Engkau senangkan daku dengan rezeki-Mu yang baik,
dan Engkau giatkan daku dengan rezeki itu untuk memperoleh ridha dan
karunia-Mu, serta Engkau kuatkan daku untuk melaksanakan ketaatan pada-Mu? Atau
waktu sakitku, ketika Engkau bersihkan dosaku, dan meringankan dosa-dosa yang
memberati punggungku, menyucikan diriku dari liputan kesalahan, mengingatkan
daku untuk bertobat kepada-Mu, dan menyadarkan daku untuk menghapuskan
kekhilafan dalam melalaikan syukur atas nikmat-Mu."
Karenanya,
ada orang-orang yang di ujung hayatnya sakit terus, tidak sembuh-sembuh. Hal
itu merupakan suatu keberuntungan baginya. Apalagi jika dulu, ketika masih
sehat, dia hampir tidak pernah berdzikir kepada Allah. Bahkan banyak orang yang
waktu mudanya lebih banyak lupa kepada Allah. Kemudian sebelum meninggal, dia
sakit agak lama. Itu merupakan kasih-sayang Allah kepadanya, seandainya dia
memanfaatkan kesempatan itu untuk memperbanyak dzikir kepada-Nya.
Jadi,
sakit dapat dijadikan sebagai penebus dosa, bila si sakit sabar dan tabah
menghadapi kenyataan hidup. Dalam hal ini, Rasulullah telah bersabda:
"Sakit panas sehari semalam merupakan tebusan dosa (kecil) yang telah
dilakukan selama satu tahun.{"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar