Selasa, 29 November 2011

JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.

B.   Identifikasi Masalah
1)      Pengertian Kegiatan Pendukung
2)      Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
3)      Pengertian layanan bimbangan dan konseling
4)      Macam – macam layanan bimbingan dan konseling.
 
C.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah bagaimana sebetulnya tujuan kegiatan pendukung dan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan?

 

BAB II ISI
JENIS LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING : GAMBARAN UMUM
A.    LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Berikut ini akan dikemukakan secara umum tujuan dan fungsi, materi serta penyelenggaraan setiap jenis layanan bimbingan dan konseling.
1.      Layanan orientasi
a.       Tujuan dan fungsi layanan orientasi
Layanan orientasi di SD ditujukan untuk siswa baru (bila perlu melalui orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian penyesuaian diri (terutama penyesuian diri siswa) terhadap lingkungan siswa yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan organisasi ialah permudahannya penyesuian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial,kegiatan belajar,dan kegiatan disekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.
b.      Materi umum layanan orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam,yaitu meliputi :
(1)   Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
(2)   Orientasi kelas baru dan cawu baru
(3)   Orientasi kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS,ijazah
c.       Penyelengaraan layanan orientasi
Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara,terutama ceramah,tanya jawab,dan diskusi.selanjutnya dapat dilengkapi dengan pergaan,selebaraan dan peminjauan ketempat-tempat yang dimaksud (misalnya ruangan kelas,laboratorium,perpustakaan , dan lain-lain). Materi orientasi dapat diberikan olrh guru kelas dan kepala sekolah.
Layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa masuk SD,atau awal mengikuti kelas,atau cawu baru.
Bentul lain penyelenggraan layanan orientasi adalah apa yang disebut “ hari orientasi “. Pada hari yang sudah dijadwalkan,selama sehari penuh.
Meski hari orientasi itu ditunjuan pada siswa-siswa baru dan orang tua merika,namun seluruh warga sekolah dapat ikut serta
2.      Layanan informasi
a.       Tujuan dan fungsi layanan informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar , anggota masyarakat.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah pemahaman dan pencegahan.
b.      Materi umum latanan informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam yaitu :
1.      Informasi pengembangan pribadi
2.      Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
3.      Informasi sekolah menengah
4.      Informasi jabatan ( awal / sederhana )
5.      Informasi lingkungan
c.       Penyelenggaraan informasi
Seperti layana orientasi, layanan informasi dapat diselenggarakan melalui ceramah,tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan,selembaraan,tayangan foto,flim,video,dan peninjauan ketempat-tempat atau objek-objek yang dimaksudkan .seperti juga dalam layanan orientasi,layanan informasi diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuaan umum,pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok
3.      Layanan penempatan dan penyaluraan
a.       Tujuan dan fungsi layanan penempatan dan penyaluraan
Layanan penempatan dan penyaluraan memungkinkan siswa berada pada posisi dan pilihan dan tepat,yaitu berkenan dengan posisi duduk dalam kelas,kelompok belajar,kegiatan ekstrakurikuler,program latihan,dan kegiatan lainnya sesuia dengan kegiatan fisik dan pisikisnya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penemparan / penyaluraan ialah fungsi pencegahan dan perkembangan,pemeliharaan.
b.      Materi umum layanan penempatan dan penyaluraan
Materi yang dapat diangkat ada berbagai macam yaitu :
1.      Penempatan didalam kelas
2.      Penempataan dan penyaluraan kedalam kelompok belajar
3.      Penempataan dan penyaluraan kedalam program atau kegiatan yang lebih luas
c.       Penyelenggaran layan penempatan penyaluraan
Layanan penyelenggaran layan penempatan penyaluraan didahului oleh penelahan tentang :
1.      Kondisi fisik siswa
2.      Kemampuan belajar,kemampuan berkomonikasi,bakat,dan minat
3.      Kondisi psikofisik
4.    Layanan pembelajaraan
a.       Tujuan dan fungsi pembelajaran
Layanan pembelajaran dimasukkan utuk memungkinkan siswa memehami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan belajar ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
b.      Materi umum layanan pembelajaran
Meteri yang dapat diangkat melalui layanan pembelajaran ada berbagai macam, yaitu meliputi :
1.      Pengenalan siswa yang mengalami maslah belajar: tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasan belajar.
2.      Pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik
3.      Pengembangan keterampilan belajar : membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis.
4.       Pengajaran perbaikan
5.      Program pengayaan
c.       Penyelenggaraan layanan pembelajaran
Layanan pembelajaran didahului oleh pengungkapan kemampuan dan kondisi siswa dalam kegiatan belajarnya, sehingga dapat diketahui siswa-siswa yang :
1.      Cepat dan sangat cepat dalam belajar
2.      Lambat dan sangat lambat dalam belajar
3.      Kurang motvasi dalam belajar
4.      Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
5.      Tidak memiliki keterampilan teknis dalam belajar yang memadai.
5.    Layanan konseling perorangan
a.       Tujuan dan fungsi konseling layanan konseling perorangan
Layanan konseling perorangan memungkinkan siswa dapat mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas atau bimbingan dalam rangka pembahasan dan pengetasan permasalahan.
b.      Materi umum layanan konseling perorangan
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling peroranagan dan berbagai macam, yang pada dasarnya tidak terbatas. Layanan ini dilakukan untuk segenap masalah siswa secara perorangan (dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbing pribadi, sosial, belajar dan karir)
c.       Penyelenggaraan layanan konseling peroranagan
Pada dasarnya layanan konseling perorangan terselenggaara atas inisiatif siswa yang mengakami masalah. Namun demikian guru kelas tidak boleh hanya sekedar menunggu saja kedatangan siswa untuk meminta diberi layanan konseling perorangan.
6.      Layanan bimbingan kelompok
a.       Tujuan dan fungsi layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai macam bahan dari narasumber (terutama guru kelas) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Fungsi utama bimbingan kelompok yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pemahaman dan pengembangan.
b.      Materi umum layanan bimbingan kelompok
Melalui dinamika dalam bimbingan kelompok dpat dibahas berbagai hal yang amat beragam (dan tidak terbatas) yang berguna bagi siswa (dalam segenap bidang bimbingan) materi tersebut meliputi:
1.      Pemehaman dan pemantapan kehidupan keberagaman dan hidup sehat.
2.      Pemahaman tentang berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar dan masyarakat.
3.      Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif (untuk belajar dan kegiatan sehari-hari, serta waktu senggang)
4.      Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar.
5.      Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
6.      Pemahaman tentang dunia kerja dan pilihan jabatan serta perencanaan masa depan.
7.      Pemahaman tentang pendidikan lanjutan.
c.       Penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok
Layan bimbingan kelompok memanfaatkan dinamika kelompok utuk mencapai tujuan layanan bimbingan. Agar dinamika kelompok yang berlangsung di dalam kelompok tersebut dapat secara efektif bermanfaat bagi pembinaan para anggota kelompok, maka jumlah anggota sebuah kelompok tidak boleh terlalu besar, sekitar 10 orang atau paling banyak 15 orang. Jumlah siswa dalam satu kelas dapat dibagi menjadi 3-4 kelompok.
7.      Layanan konseling kelompok.
a.       Tujuan dan fungsi layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.
b.      Materi umum layanan konseling kelompok
Konseling kelompok merupakan konseling yang diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok itu.
c.       Layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok merupakan dua jenis layanan yang saling keterkaitannya sangat besar. Keduanya mempergunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya.
Dalam kegiatan kelompok (baik layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok) hal-hal yang perlu ditampilkan oleh seluruh anggota kelompok adalah :
1.      Membina keakraban dalam kelompok
2.      Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok
3.      Bersama-sama mencapai tujuan kelompok
4.      Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok
5.      Ikut seta dalam seluruh kegiatan kelompok
6.      Berkomunikasi secara bebas dan terbuka
7.      Membantu anggota lain dalam kelompok
8.      Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok
9.      Menyadari pentingnya kegiatan kelompok.

8.      Operasionalisasi penyelenggaraan pelayanan
Dalam penyelenggaraan setiap layanan yang sudah dirinci tersebut, guru pembimbing perlu memperhatikan dan menerapkan :
a.       Prosedur dan teknik masing-masing layanan secara tepat.
b.      Asas-asas dan ode etik profesional bimbingan dan konseling.
c.       Kerjasama dengan pihak lain, baik pihak lain disekolah maupun diluar sekolah, sesuai dengan peranan masing-masing pihak tersebut.

B.     KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1.      Aplikasi Instrumentasi Data
Aplikasi instrumentasi data adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan lainnya, yang dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes, dengan tujuan untuk memahami peserta didik dengan segala karakteristiknya dan memahami karakteristik lingkungan. Fungsi kegiatan ini adalah pemahaman dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan  bentuk himpunan data,
Yang perlu diperhatikan dalam aplikasi instrumentasi ini adalah: a). Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang bertugas untuk  mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes melalui pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor.
Konselor sebagai pengguna hasil instrument  digunakan dalam melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat  bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional).
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung  mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai  bahan evaluasi dan pengembangan program.


Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan objek  yang akan diukur, menetapkan subjek, menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.
2)    Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi, mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
3)    Eveluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.
4)    Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi, mengkomunikasikan  rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
2.       Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:  Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan jenismenetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative.
2)    Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi, memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
 3)    Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas  yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
4)    Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang  mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling.   Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
3.      Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien.Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
1)    Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.
2)    Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa.
3)    Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa.
4)    Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.
4.      Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien  yang  menjangkau kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi  pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata  untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan dilakukan konselor dan  mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan rumah.
 
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR, menyiapkan  data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga, menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
2)    Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR, melakukan KR berupa: Bertemu anggota  keluarga (ortu/wal), Membahas masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan hasil KR
3)    Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data dalam rangka pengentasan  masalah klien. Dan menganalisis  terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
4)    Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak  lanjut layanan dengan menggunakan  hasil KR  yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR,  menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
5.       Alih Tangan Kasus.
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang  ada  bukan lagi wewenang Konselor. Konselor  melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang  cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien  bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah
1)    Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan   materi ATK dan kelengkapan administratif.
2)    Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
3)    Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil ATK  melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK  kemudian mengkaji hasil ATK terhadap  pengentasan  masalah klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan  masalah  klien secara menyeluruh.
4)    Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK,  menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
6.      Operasionalisasi dan penggunaan hasil kegiatan pendukung
Kegiatan pendukung berfungsi mendukung/membantu penyelenggaraan berbagai layanan bimbingan konseling. Dalam kaitan ini, perlu diingatkan bahwa terlaksananya layanan bimbingan dan konseling adalah lebih utama daripada kegiatan-kegiatan pendukung. Hal ini tidak berarti bahwa kegiatan pendukung menjadi kurang penting dan tidak perlu dilaksanakan.
Kegiatan pendukung sangat tetap penting dan perlu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi kesibukan pelaksanaan kegiatan pendukung jangan sampai mendesak dan mengecilkan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih utama itu. Keadaan yang terbaik adalah apabila segenap layanan bimbingan dan konseling dapat terselenggara secara penuh dengan memperoleh sokongan dari kegiatan-kegiatan pendukung yang terselenggara dengan mantap.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan  keterangan tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1.    Aplikasi Instrumentasi,
Adalah  upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam  bentuk layanan konseling.
2.    Himpunan data,
Adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
3.    Konferensi kasus,
Adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.
4.    Kunjungan rumah,
Merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.

5.    Alih Tangan Kasus
Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini adalah diperolehnya data – data yang akurat dan baik demi mewujudkan terselesaikannya masalah – masalah yang dihadapi klien dan juga pemahaman terhadap layanan bimbingan dan konseling.

B.   Saran-Saran
Saran yang ingin dikemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan konselor tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar