Senin, 28 November 2011

Pengertian Bimbingan Konseling


BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan adalah perubahan kearah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.

Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial),Perkembnagan mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan)
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan memiliki tahapan tahapan yaitu : tahap dikenangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga yang menggunakan patokan umur yang dapat pula digolongkan dalam masa intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa adonelen yang lebih lanjut akan disebut dengan periodesasi perkembangan.





KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian bimbingan dan konseling”.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman.
Dengan tersusunnya makalah ini, Kami berharap dapat memenuhi harapan para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya. Untuk itu tegur sapa dari pembaca yang budiman sangat Kami harapkan demi kesempurnaan makah ini.
Akhirnya semoga kita kita senantiasa mendapat bimbingan, hidayah, dan lindungan-Nya. Amin.








BAB II
PEMBAHASAN
Bimbingan Konseling, Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”
Bimbingan dan Konseling, “Proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka mem-bantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya”.

Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling
  • fungsi pemahaman,Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistic
  • fungsi preventif,Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah
  • fungsi pengembangan,Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya 
  • fungsi kuratif, Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir)
B.Pengertian Konseling
Konseling merupakan terjemahan dari kata “Counseling”. Adapun pengertiannya adalah yang ditawarkan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya “Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah” mengatakan bahwa : “Konseling adalah suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata dan tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik human (manusiawi) yang dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas dasar norma – norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri yang akan datang”.
Adapun Prayitno dan Ermawati dalam bukunya “Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling” merumuskan bahwa : “Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.” Menyimak uraian di atas dapat diambil pemahaman bahwa pelaksanaan konseling itu ada dikarenakan terjadinya suatu permasalahan. Sebagaimana bimbingan proses pelaksanaan konseling-pun harus dilakukan secara bertahap, terutama sistematis dan terus menerus (berkesinambungan). Penyuluhan (konseling) dilakukan secara berhadapan (face to face) baik mulai wawancara, diskusi ataupun konsultasi sebagai langkah usaha mencapai solusi pemecahan atas permasalahannya yang tengah dihadapi. Dalam proses konseling ini, hendaknya (konselor) benar – benar memahami permasalahan yang dihadapi konseling (klien). Oleh karenanya konselor yang profesioal dan berkualitas sangat diperlukan sebagai upaya efektifitas proses pelaksanaan konseling
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan,motivasi,dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketige hal tersebut. (Berdnard & Fullmer ,1969)
                                                                                       

C.PERLUNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

         sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.

         Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif.proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
Tindakan preventif di sekolah dasar
Tuntutan untuk mengadakan identifikasi secara awal diakui kebenarannya oleh para ahli bimbingan karena:
a. kepribadian anak masih luwes,belum menemukan banyak masalh hidup,mudah terbentuk dan    masih akan banyak mengalami perkembangan.
b. orang tua murid sering berhubungan dengan guru dan mudah dibentuk hubungan tersebut,orang tua juga aktif pendidikan anaknya disekolah.
c. masa depan anak masih terbuka sehingga dapat belajar mengenali diri sendiri dan dapat menghadapi suatu masalah dikemudian hari.
Bimbingan tidak hanya pada anak yang bermasalah melai8nkan pandangan bimbingan dewasa ini yaitu menyediakan suasana atau situasi perkembangan yang baik,sehingga setiap anak di sekolah dapat terdorong semangat blejarnya dan dapat mengembangkan pribadinya sebik mungkin dan terhindar dari praktik-praktik yang merusak perkembangan anak itu sendiri.
2. kesiapan disekolah dasar
Konsep psikologi belajar mengenai kesiapan belajar menunjukan bahwa hambatan pendidikan dapat timbul jika kurikulum diberikan kepada anak terlalu cepat/terlalu lambat,untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pendidikan yang terus menerus perlu adanya penyuluhan untuk menumbahkan motivasi dan menciptakan situasi balajar dengan baik sehingga diperoleh kreatifitas dan kepemimpinan yang positif pada aktrifitas melalui penyuluhan kepada orang tua dan murid. 
D.Perkembangan Bimbingan dan konseling di Indonesia
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu merupakan suatu hal yang masih baru, apalagi kalau dilihat dalam konteks di Indonesia. Walaupun demikian, hal ini tidak berarti bahwa bimbingan dan konseling di Indonesia belum ada sama sekali. Sesungguhnya, bimbingan konseling telah lama dikenal di Indonesia, hanya saja berbeda dalam pendekatannya.
Dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945 dan didirikannya beberapa kementrian pada waktu itu (ada kantor penempatan kerja), hal ini menunjukkan adanya usaha untuk menempatkan orang-orang yang ingin bekerja-penempatan disesuaikan dengan kemampuannya-dan pada prinsipnya sama seperti Vocational Bureau yang didirikan oleh Frank Parsons, yaitu menempatkan orang pada suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya. Apakah yang dilaksanakan dikantor penempatan kerja itu telah sesuai dengan prinsip tersebut ? hal tersebut diluar kemampuan penulis untuk membeberkannya.
Maksud yang terkandung seperti yang dikemukakan oleh Frank Parsons itu tetap ada di Indonesia. Sebagai suatu contoh adalah balai latihan kerja (BLK). Hal tersebut menggambarkan adanya tempat untuk melatih para pencari kerja. Balai latihan kerja kiranya tidak jauh berbeda dari apa yang dimaksud oleh Frank Parsons sebagai Vocational Training.
Dengan diadakannya konferensi FKIP seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah diputuskan bahwa binbingan konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, yaitu bimbingan dan konseling sebagai suatu ilmu dikupas secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pemerintah (departemen pendidikan dan kebudayaan) untuk melaksanakan bimbingan konseling disekolah-sekolah, setelah menbuat bimbingan dan konseling semakin maju dilingkungan sekolah.
Dengan diadakannya bermacam-macam latihan jabatan oleh yang berwenang tersebut menunjukkan bahwa masalah bimbingan dan konseling di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, baik disekolah maupun di Masyarakat yang lebih luas misalnya, dalam bidang ketentaraan, badan-badan kesejahteraan social, industri-industri.
E.Jenis-jenis bimbingan dan konseling

Bimbingan akademik
Bertujuan:
  1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
  2. Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
  3. Memiliki keterampilan belajar yang efektif.
  4. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan belajar/pendidikan.
  5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
  6. Memiliki keterampilan membaca buku.
Bimbingan pribadi/sosial
Bertujuan:
  1. Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
  2. Memiliki pemahaman ttg irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugrah dan musibah) dan mampu meresponnya dg positif.
  3. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
  4. Memiliki sikap respek thd diri sendiri
  5. Dapat mengelola stress
  6. Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
  7. Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
  8. Memiliki kemampuan memecahkan masalh
  9. Memiliki rasa percaya diri
  10. Memiliki mental yang sehat
Bimbingan karier
Bertujuan:
  1. Memiliki pemahaman tentang sekolah-sekolah lanjutan.
  2. Memiliki pemahaman bahwa studi merupakan investasi untuk meraih masa depan.
  3. Memiliki pemahaman tentang kaitan belajar dengan bekerja.
  4. Memiliki pemahaman tentang minat dan kemampuan diri yang terkait dengan pekerjaan.
  5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir.
  6. Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan.
  7. Memiliki sikap optimis dalam menghadapi masa depan.
  8. Memiliki kemauan untuk meningkatkan kemampuan yang terkait dg pekerjaan.

Bimbingan keluarga
Bertujuan:
  1. Memiliki sikap pemimpin dalam keluarga
  2. Mampu memberdayakan diri secara produktif
  3. Mampu menyesuaikan diri dengan norma yang ada dalam keluarga
  4. Mampu berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.

Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling
  1. Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
  2. Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
  3. Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
  4. Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
  5. Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalamberinteraksi dengan orang lain.
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial
  7. Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
  8. Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
  9. Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
  10. Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat


















BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, maka dapat muncullah pertanyaan manakah kiranya yang dianggap paling baik?
Dari itu dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata semua konsep atau teori yang telah di ungkapkan itu memiliki kebaikan dan kelemahannya masing-masing seperti tinjauan biologis itu akan terasa bermanfaatbagi anak-anak yang berumur di bawah 5 (lima) tahun dan tinjauan psikologis terasa baik sekali untuk manganalisa anak umur 5 (lima) tahun, di sampingteori-teori tersebutpun terdapat keterkaitan yang tidak perlu dipersoalkan.
Dengan demikian teori-teori tersebut dapat diterapkan menurut situasi dan kondisi serta kepentingan dari pemakai.















Daftar Pustaka
Danuri. 1964. Laporan praktik Bimbingan dan penyuluhan. Yogyakarta; FIP
Walgito.Bimo.2004. Bimbingan+konseling. Yogyakarta:ANDI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar